Minggu, 14 Agustus 2016

Dieng Culture Festival 2016



13/08/16

6-8 Agustus dengan recehan uang menggumpal kusam di laci, hingga jungkir balik mencari tiket untuk melangkahkan kaki yang siap berteman dengan debu, awan, kabut beserta kawan nya, dan akhirnya disinilah gue ingin berpijak untuk pertama kali nya, di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, INDONESIA.

Panjang cerita, izin sekolah, dalam bahasa tongkrongan nya bolos / cabut untuk mendukung dan melancarkan aktivitas awet muda ini, bermula dari Bekasi dengan Bus Malam Rosolino Indah menuju Wonosobo, yang hanya di tempuh 9 jam perjalanan, dan menyambung lagi dengan Mini bus yang berangkat dari terminal Wonosobo untuk melanjutkan perjalanan ke Dataran Dieng. Kalkulasi harga berangkat menuju Dataran Tinggi Dieng cukup dengan Rp. 130.000,- (Bus Malam) + Rp. 30.000,- (Mini Bus) (Karena supir minibus tau ada acara di Dieng, ia menaiki harga, harga asli bila tanpa Event Dieng Fest adalah Rp. 15.000,-)

Akses cukup mudah untuk para pelancong yang ingin berlibur kemari. Sesampai di depan Tugu Sambutan "Welcome to Dieng" gue merasa "Wah, ini masih di bawah ya, suhu sudah 15 derajat celcius" dengan bodohnya berbicara~ padahal itu sudah ada di ketinggian 2000mdpl. wajar pak, bu, pertama kali hey.

Sambil berseduh Kopi hangat senyum ceria semangat di samping tugu, kita menunggu untuk di jemput pemilik homestay, namun kita lebih memilih untuk jalan kaki, sebab karena terlalu lama bila menunggu, sama tuh kaya doi, ga peka peka tapi tetep cinta, yha...skip, berjalan begitu asiknya dengan melihat pemandangan hijau segar disambut dengan wajah pipi merah lucu anak - anak Dieng yang ingin bersekolah, sambil berjalan makan cilok angettttt, beh. lo mesti kesini.


Sesampai di Homestay, badan masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, gue bersiap siap dengan gear kamera, serta pakaian penghangat lain nya. untuk acara malam pertama di Jazz Atas Awan hari pertama, sesampai disana, seperti ingin berkata kasar, tapi baik aja lah, " Ohtuhanku " betapa dingin nya suasana malam Dieng Culture Fest, sungguh sangat Romantisme, gue lebay, tapi serius, gue berangan angan ini suasana romantis, setiap orang butuh kehangatan, yak betul? saat itu 12-13 derajat, dan saat itu cuaca di prediksi semakin larut malam akan mencapai 4 derajat. Sesambil memotret band band Jazz, seperti Five Percent, Bulan Jingga, MLD Jazz Project dilengkapi dengan MC yang mengahangatkan perut dengan lelucon MC andalan, Anang Batas, sungguh sangat nikmat nya saudara suadara, di tambah dengan secangkir Jahe, perfecto! Hingga hari itu di tutup dengan Pesta Kembang Api di akhir acara, dan ini saatnya kembali ke homestay, sekitar jam 00:29 dengan udara yang ekstrem, dingin nya ga bisa main main.


Ohoiya, Untuk tiket masuk 3 hari Dieng Fest kita hanya diminta Rp. 250.000,-. Teman teman, ini harga yang sebanding dengan apa yang gue dapatkan : Kaos, Nametag, Tas, Lampion, Lightstick, Tiket Jazz Atas Awan (2hari), Acara Inti yakni Potong Rambut Gimbal (Gembel) anak Dieng, serta Tiket tempat wisata daerah setempat (semuanya) + ketawa bersama pembawa acara Jazz Atas Awan, bahagia sangat. Sekedar mengingatkan, banyak pungli di daerah sana, kemarin gue dan rombongan kena pungli (Pungutan Liar) 1 kali haha, tapi kasih aja lah, ngasih rejeki orang Dieng, hanjay, tapi gue tetap menyarankan jangan di kasih.

Hari kedua DCF 2016 rundown gue dan rombongan untuk menuju puncak sikunir di bukit Dieng, sebenarnya mager untuk bangun, selain itu udara yang sangat dingin hingga menusuk tulang rusuk, itulah salah satu alasan gue pikir 2x untuk menuju puncak Sikunir di Dieng, pikir pikir, gue udah nyiapin materi untuk blog dan kalian para pembaca, jadi gue berangkat! Saat itu pukul 03.00 dini hari, dan gue hanya tidur 3 jam, boom.

Berangkat dari homestay hingga ke Puncak Sikunir dengan mobil bak terbuka, perjalanan sekitar 30 menit dari homestay hingga kaki bukit Sikunir. Sesampai di kaki bukit sikunir, kayak PASAR parah, itu isinya manusia semua, kita dan rombongan agak terhambat untuk sampai di atas, karna mengantri naik, perjalanan dari kaki bukit Sikunir hingga puncak sekitar 45 menit, kejadian ini mengingatkan saat nanjak ke Cikuray, yang belom baca disini yaa. Dapet view enak sangat sulit, karna diatas isinya manusia semua haha. Dan akhirnya sampaai diatas dan dapet view motret yang oke, foto ada di bawah ya, view kita langsung mengarah ke gunung Sindoro, OMG Sunrisenya, indah banget parah, kita juga ngerasain kena kabut / awan di atas sana haha, pokoknya kalo ke Dieng, lau harus kesini, ga kesini ga Dieng artinya.


Kembali kebawah menahan rasa lapar dan haus akan kehangatan bikin gue pengen cepet - cepet ke homestay, kata supir mobil bak nya, dia jual tempe mendoan, BEEHH, gimana ga beringas gue. Jam 07.00 udah di di depan Homestay menikmati hangatnya kopi dan tempe hangat, plus boker. serius, pantat gue beku kena air jam 7 pagi, mau gamau juga wkakwakkwa. Karna tidur hanya 3 Jam mata sangat ingin cepat berpejam, habis makan, langsung tepar sampe jam 12 siang, dan di Jam ini gue baru BERANI buat mandi. bhakaka


Sehabis mandi dan tidur yang cukup, gue dan rombongan mengikuti rundown perjalanan kita, kita pergi ke Telaga warna, airnya warnya nya hijau, tapi bukan ijo empang ye, ijo belerang, keren pokoknya, masih alamis banget, di kelilingin oleh hutan, itu foto diatas yang gue ambil dari salah satu sisi di telaga, foto foto disini juga oke, apalagi foto prawedd, gue rasa gabakal ngecewain.

Bersiap untuk Jazz Atas Awan hari kedua gue sangat antusias, karna apa? Malam ini pelepasan Lampion, bisa bayangin kan keren nan romantisnya nya kaya apa? haha, di hari kedua band band yang tampil makin enak enak, saat itu favourite gue Absurnation, sangat syahdu...telinga dan mata ini tak bisa bohong untuk menyatakan rasa bahagia, apalagi di ujung acara, secara tiba-tiba DCF manggil bintang tamu yang dirarahasiakan oleh panita, yak. Anji Drive dengan kawan akustiknya, dia penyanyi genre pop yang bikin baper dengan lagu lagu lama andalan nya bersama Drive, ini membuat semua penonton terpukau dengan lagu yang ia bawakan seperti Melepasmu, dan Bersama Bintang di selingi bersama kata kata indah darinya tentang Mantan, membuat hati ini seperti dibuat bisu akan penampilan yang ia bawakan, hebat!


Sehabis penampilan Anji Drive, Rambu rambu untuk menerbangkan Lampion telah dimulai, semua orang di Lapangan berdiri dan menyalakan lampion berisi pengharapan pengharapan untuk diterbangkan di Langit, berharap Tuhan mendengarkan apa yang kita butuhkan, sebelum di terbangkan kita semua berdoa dan memohon pengharapan, ini momen momen gabakalan bikin lupa seumur hidup, Ratusan sampai Ribuan Lampion menghiasi langit Dieng, Lampion bersama Api  Pengharapan, membuat gue sadar, Budaya & Alam Indonesia itu ga main main, salah satu doa gue, gue berdoa untuk temen temen yang gue kenal yang masih kebawa arus Global total, supaya dibuka kan matanya untuk keluar zona aman dengan tetap Peduli dengan Indonesia apapun kondisinya.


Hal unik di hari kedua di DCF 2016, MC asal Banjarnegara yang aslinya seorang Standup Comedy an dipercaya untuk membawakan acara di Jazz Atas Awan hari kedua ini, ia Wira Nagara, doi sangat lihai merangkai kata kata yang membuat penonton tetap dalam posisi aman dari kata bosan dengan quote quote emas nya.

Gue dan rombongan  ke Toilet dulu, dan mau tau apa sejarah yang tercatat? Air Kencing gue keluar asep! boom, baru pertama kali kaya gitu, awalnya heran gue, ini asep darimana, prasaan gue lagi ga ngluarin nafas dari mulut, tapi kok ada asep ya, eh gataunya asalnya dari burung bahakakak, yaemang wajar, kondisi saat itu 4 derajat celcius broh, gamain main, tubuh bener bener berusaha ngangetin sendiri, huuuhh KEREEEN.

Waktu sudah menunjukan tengah malam, cuaca makin ekstrem, kita mutusin untuk makan mencari kehangatan di salah satu warung, kondisi jalan waktu itu sangat parah, macet total secara tiba-tiba, karna membludaknya orang yang keluar dan ingin berwisata di Dieng, kami pun pulang Jalan Kaki sampai ke Telaga Warna.

Di hari terakhir, gue packing untuk kembali ke kota tercinta, bekasi. Sebelum pulang, gue ke Candi Arjuna dulu untuk ikut acara puncak DCF yaitu pemotongan rambut Gimbal (Gembel). Jadi di Dieng ini ada beberapa orang yang rambutnya gimbal dari lahir, berambut gimbal berarti ia adalah salah satu keturunan nenek moyang disana, dan pemotongan rambut ini sangat sakral, Syarat bila ingin rambutnya seperti biasa, Orang Tua dari anak yang berambut gimbal ini harus menuruti apa yang anak itu mau, contoh ia ingin Kambing, nah Orang Tua anak tersebut harus menyediakan kambing saat ritual pemotongan rambut anak itu, setelah rambut dipotong dan keinginan anak rambut gimbal tersebut dituruti, niscaya rambut anak itu tidak akan gimbal lagi, itu dia sejarah rambut gimbal anak anak Dieng.

Jam 11 siang, kami makan siang di warung sekitar candi Arjuna, pulang dari Dieng, kalian jangan lupa untuk nyoba Mie Ongklok! itu enak abis, selain bawa oleh oleh dari sana, beli Carica, carica ini kaya semacam buah pepaya gitu, tapi lebih enak, entahlah gue suka.

Setelah berkuliner, kami pulang, Rute kami Dieng - Terminal Banjarnegara - Terminal Purwokerto - Stasiun Purwokerto - Stasiun Bekasi dari Dieng sampai Terminal Banjar Negara makan waktu 2-3 jam, dari Terminal Banjar Negara sampe Terminal Purwokerto memakan waktu 1,5 jam an, dan dilanjut ke Stasiun Purwokerto dengan durasi 10 menit aja, perjalanan Purwokerto Bekasi hanya 6-7 jam an, pada akhirnya, menginjakan kembali di kota patriot dengan rasa bangga bercampur bahagia.

Hitung menghitung untuk kantong traveller, ke Dieng untuk 3 hari 2 Malam include semua sudah termasuk Murah, ni ya gue kalkulasi :
Tiket DCF Rp. 250.000,-
Transport Bekasi - Wonosobo Rp. 130.000,- (Bus)
Transport Wonosobo - Dieng Rp. 30.000,- (karna ada event, biasa Rp. 15.000,-) (Mini Bus)
Transportasi untuk antar jemput mobil bak di Dieng selama 3 hari Rp. 1.000.000,- di bagi 12 orang, jadi kalo kesana lebih baiknya rame rame, biar efisien dan murah.
Homestay Rp. 165.000,- /hari (bisa di isi sampai 12 orang atau mungkin lebih)
Makan makanan disana sekitar Rp. 10.000,- sampe Rp. 25.000,- cukup murah guys! enak semua.
Transport Terminal Banjarnegara - Terminal Purwokerto Rp. 20.000,-/orang (via BUS)
Transport Terminal Purwokerto - Stasiun Purwokerto Rp. 30.000,-/3 orang (Taksi)
Tiket Kereta Purwokerto - Bekasi Rp. 220.000,- / orang
Total semua sekitar Rp 800.000,- sampai Rp. 900.000,- sudah bersih semua, kecuali kalo kamu mau belanja oleh-oleh dan merch Dieng.


Hari demi hari telah di lewati, waktu demi waktu gue habiskan untuk bangsa ku Indonesia, Tanpa terasa senin sudah menunggu di bekasi bahakaka, ayo kita jelajah tanah air kita, kita ini orang lokal, malu oi ama bule yang doyan jelajah di Indonesia. Karna cuman kita sisa sisa generasi muda penerus budaya, Masih banyak tempat yang ingin gue tuju, dan gue tulis di sini, karna bila di dalam hati mu ada niat, kamu akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa pada waktu nya. Sekian dan Terima Kasih udah baca sampai saat ini, mohon maaf ada kesalahan dalam kata kata atau informasi, karena ini semua sumbernya dari apa yang gue rasain, sekali lagi Terima Kasih!! Cheers!







Selasa, 14 Juni 2016

Review Film Conjuring 2 (2016)

14/06/16 21:53

Hello good people! kali ini gue bakal me review film ini, Judulnya Conjuring 2, ini adalah Film Horror besutan James Wan ini lagi HOT di awal bulan ini, booming setelah beberapa film besutan dia sepertia Insidious, Anna Belle dan Conjuring 1 membuat ia makin sukses menghipnotis seluruh penonton dunia dengan direct nya, kali ini gue mau kasih tau sedikit, apa aja sih yang seru disini? Cekidotttss!

Mulai terlihat dari Poster nya di Bioskop dengan seorang wanita kecil yg berdiri di ujung dengan kepalan tangan beserta kalung Rosario (Kalung suci yg sering dipakai umat Katholik dunia) ini udah terlihat apa yg bakalan terjadi, yeppp, seperti film sebelum nya, lawan di film ini adalah Iblis dari dunia lain yang masih bergentayangan di skitar kita dan belum di usut tuntas, seperti Iblis vs Manusia. Selain itu yg dibikin heboh adalah Papan peringatan Perhatian yang nunjukin kalo Film ini menyebabkan blablablabla gangguan jiwa blablabla padahal mah biasa aja, itu trik aja biar kita penasaran dan akhirnya pada nonton haha.

Dengan durasi lebih dari 2jam ini membuat film ini makin seru dan seru, gue gamau ngasih bocoran nyaa haha, tapi gue bakal ngasih tau bahwa Pengambilan Gambar ala Cinematography yg di pimpin Don Burgess ini berkelas dan menurut gua paling beda dari smua film besutan James Wan ini, mulai dari tehnik berputar dari atas, dari samping, tehnik menembus dinding, gue gabisa sebutin namanya apa, karna gue belom terlalu kenal lebih dalam apa itu cinematohraphy, yg jelas ini ngambilnya gokil, gue sbagai penonton sih bilangnya wow, bisa keren gitu, tapi belum sampe disini gue gali review nya.

Isi cerita juga kudu di pahami bae bae gais, kalo nonton film horror mah jangan takut duluan atuh, biar ga rugi lo masuk bayar bioskop haha, di awal bakal di Flashback kenapa bisa terjadi teror menakutkan di dalam rumah, beserta sejarah nya, dan menurut penilaian gue, ini alur nya jelas dan gak gantung, dan bakal bikin kalian gabakal pipis ke toilet di tengah jalan nya Film, gue jamin!

Iblis baru yang ada dalam film juga lumayan nakutin gays, kali ini bakal gue up, karna ni iblis dah kesebar di socmed, Iblis ini semacam Biarawati, buat yg belum tau apa itu Biarawati, dia adalah Pelayan suci di dalam Gereja Katholik gays, Film ini nampak agak melekat dengan agama yang satu ini karna memang pada awalnya di Conjuring 1 udah terlihat jua gimana mereka menyelesaikan masalah dengan cara berdoa agama tersebut.

Gue gabakalan kasih tau isi dari cerita ini, tapi bakal kasih tau nih yang satu ini, Penyelesaian masalah dalam Film ini cukup mudah dan ga terlalu rumit, mau tau? NONTON SONO.

Gue mau kasih TIPS untuk kalian smua buat yang takut nonton ni Film, untuk orang yg emg dari kecil udah bisa liat "setan" ya gua gabisa bantu, apaboleh buat, paling bantu orang orang awam kaya gua gini.

Pertama, JANGAN TAKUT ingatlah ini hanya FILM, walau sebenarnya berasal dari Kisah nyata tapi ini hanya di buat buat semirip mungkin seperti dahulu.
Kedua, BERANIKAN DIRI untuk liat setan nya di awal, walau agak menyeramkan dan takut kepikiran terus, tetep nekatin aja untuk liat setan nya di awal, karna kenapa? kalo kalian udah liat setan nya di awal, kalian bakal terbiasa liat setan tsb, saat muncul lagi kalian udah tau bentuk setan nya seperti apa, dan paling juga lama-lama bosen dan rasa takut berkurang, ga kaya awal liat setan nya.
Ketiga, PAHAMI masalah apa yg terjadi di dalam film tersebut, biar lo ga nanya-nanya ama samping, Stay Focus pada layar dan jangan takut, ingat itu hanya rekayasa remake. jangan takut~
Keempat, Ajak pacar biar enak, untuk cewe, lihatlah ekspresi cowo kalian nonton ginian, sok brani, sok gentle, sok melek pasti bakal muncul dan 100% bakal JAIM, di depan lau pade, trust me!

Ini hanya tulisan asal semata, gaperlu dibikin riwet, at last thanks udah membaca blog gue, sampai jumpa di post selanjutnya! Cheersss




Selasa, 10 Mei 2016

Jakarta Tolak Reklamasi


11/05/16

Hellow bradsis, welcome back! ingin sedikit buka bicara tentang ada nya proyek yang akhir akhir ini menjadi trending topic, khususnya Ibukota, Jakarta, gue cuman mau mengulas di dalam nya, dan apa yang sbenarnya terjadi disini.

Giant Sea Wall, Proyek yang udah ada dari jaman sebelum ahok menjabat sbg gubernur dki jakarta, ini menjurus pada penolakan yang terjadi dimana mana, khususnya warga Teluk Jakarta, yang berbondong bondong turun ke jalan, menolak adanya Reklamasi yang terjadi.

Teluk Jakarta Untuk Siapa? untuk Penguasa apa untuk Rakyat pesisir? CSR? hahah sudah bosan dengan Janji, CSR hanyalah mitos iming-iming penguasa supaya proyek ini berjalan dengan mulus, pada mula nya, manusia menengah kebawah yg sbenarnya lebih tau persis dampak didalam nya dibanding para investor, karena para investor hanyalah orang yang bermain aman, bilangnya "Teluk Jakarta tidak ada Ikan", "Teluk Jakarta udah Rusak" haha berfikir lah 2x. Teluk Jakarta ga ada ikan? kenapa disana semua Nelayan hidup dari Ikan? lalu kalo Teluk Jakarta udah rusak mau TAMBAH dirusak? ini yang menjadi problematika zaman order baru, Yang KAYA makin KAYA, yang JELATA makin JELATA

Dan adalagi Opini mengatakan Adanya pulau baru ini, lapangan kerja makin banyak! haha Itu mungkin saja terjadi, TAPI presentasenya kecil dibanding motivasi Ekonomi kota Jakarta saat ini, Masyarakat pesisir hidup dari ikan bung, makan dari ikan, bernafas bersama ikan, kenapa situ yg ngerusak lingkungan ane?

Mengenai masyarakat yang PRO Reklamasi adalah orang orang yang ga ngerti kondisi lingkungan, kurang explore, egois, karna pada dasarnya mereka hanya bermain 'aman' dan menilai dari sisi manfaat untuk diri nya sendiri bukan untuk masyarakat lain nya.

Kita berfikir dengan logika tentang Giant Sea Wall, yang 'katanya' ada tembok besar besar di tengah laut yang bisa bikin Jakarta ga banjir, Bullshit~ silahkan coba sendiri dirumah, isi air ke gayung yang kosong, isi sampe penuh, lalu, taro batu didalam nya, air nya meluber kan? itu? itu yang katanya bebas banjir? Volume air naik bruh, belom lagi ditambah Es yang membeku di Kutub sana, selain itu dampak yang di dapatkan adalah Tanah Jakarta semakin turun bruh, erosi pasti ada, apalagi rakyat pesisir.

And then, temen gua bilang mending Merusak Alam demi Perkembangan Ekonomi Naik, doi bilang "Lo mau makan telor harganya 1 Milliar?" ane bilang mau, ane mikir lebih baik Alam ini terjaga dari pada dirusak, Lah trus lu mau makan telor harga 1 Milliar? Engga, gue gabakal beli telor itu, gua bisa ganti protein itu dengan apa yg ditanam sendiri saat ini yang udah lekat oleh alam.

Alam gabakal kenal orang baik dan jahat saat dia murka, jaga ia baik baik, percayalah. kita ini masih negara berkembang, bukan negara maju seperti Dubai, Belanda dll.

Pikirkan lagi baik-baik lau pro atau anti reklamasi?

Sekian dari ane makasi banyak nih ye, kalo ada yang tidak berkenan dengan argumen ane silahkan minggat, Cheers!
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com