13/08/16
6-8 Agustus dengan recehan uang menggumpal kusam di laci, hingga jungkir balik mencari tiket untuk melangkahkan kaki yang siap berteman dengan debu, awan, kabut beserta kawan nya, dan akhirnya disinilah gue ingin berpijak untuk pertama kali nya, di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, INDONESIA.
Panjang cerita, izin sekolah, dalam bahasa tongkrongan nya bolos / cabut untuk mendukung dan melancarkan aktivitas awet muda ini, bermula dari Bekasi dengan Bus Malam Rosolino Indah menuju Wonosobo, yang hanya di tempuh 9 jam perjalanan, dan menyambung lagi dengan Mini bus yang berangkat dari terminal Wonosobo untuk melanjutkan perjalanan ke Dataran Dieng. Kalkulasi harga berangkat menuju Dataran Tinggi Dieng cukup dengan Rp. 130.000,- (Bus Malam) + Rp. 30.000,- (Mini Bus) (Karena supir minibus tau ada acara di Dieng, ia menaiki harga, harga asli bila tanpa Event Dieng Fest adalah Rp. 15.000,-)
Akses cukup mudah untuk para pelancong yang ingin berlibur kemari. Sesampai di depan Tugu Sambutan "Welcome to Dieng" gue merasa "Wah, ini masih di bawah ya, suhu sudah 15 derajat celcius" dengan bodohnya berbicara~ padahal itu sudah ada di ketinggian 2000mdpl. wajar pak, bu, pertama kali hey.
Sambil berseduh Kopi hangat senyum ceria semangat di samping tugu, kita menunggu untuk di jemput pemilik homestay, namun kita lebih memilih untuk jalan kaki, sebab karena terlalu lama bila menunggu, sama tuh kaya doi, ga peka peka tapi tetep cinta, yha...skip, berjalan begitu asiknya dengan melihat pemandangan hijau segar disambut dengan wajah pipi merah lucu anak - anak Dieng yang ingin bersekolah, sambil berjalan makan cilok angettttt, beh. lo mesti kesini.
Sesampai di Homestay, badan masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, gue bersiap siap dengan gear kamera, serta pakaian penghangat lain nya. untuk acara malam pertama di Jazz Atas Awan hari pertama, sesampai disana, seperti ingin berkata kasar, tapi baik aja lah, " Ohtuhanku " betapa dingin nya suasana malam Dieng Culture Fest, sungguh sangat Romantisme, gue lebay, tapi serius, gue berangan angan ini suasana romantis, setiap orang butuh kehangatan, yak betul? saat itu 12-13 derajat, dan saat itu cuaca di prediksi semakin larut malam akan mencapai 4 derajat. Sesambil memotret band band Jazz, seperti Five Percent, Bulan Jingga, MLD Jazz Project dilengkapi dengan MC yang mengahangatkan perut dengan lelucon MC andalan, Anang Batas, sungguh sangat nikmat nya saudara suadara, di tambah dengan secangkir Jahe, perfecto! Hingga hari itu di tutup dengan Pesta Kembang Api di akhir acara, dan ini saatnya kembali ke homestay, sekitar jam 00:29 dengan udara yang ekstrem, dingin nya ga bisa main main.
Ohoiya, Untuk tiket masuk 3 hari Dieng Fest kita hanya diminta Rp. 250.000,-. Teman teman, ini harga yang sebanding dengan apa yang gue dapatkan : Kaos, Nametag, Tas, Lampion, Lightstick, Tiket Jazz Atas Awan (2hari), Acara Inti yakni Potong Rambut Gimbal (Gembel) anak Dieng, serta Tiket tempat wisata daerah setempat (semuanya) + ketawa bersama pembawa acara Jazz Atas Awan, bahagia sangat. Sekedar mengingatkan, banyak pungli di daerah sana, kemarin gue dan rombongan kena pungli (Pungutan Liar) 1 kali haha, tapi kasih aja lah, ngasih rejeki orang Dieng, hanjay, tapi gue tetap menyarankan jangan di kasih.
Hari kedua DCF 2016 rundown gue dan rombongan untuk menuju puncak sikunir di bukit Dieng, sebenarnya mager untuk bangun, selain itu udara yang sangat dingin hingga menusuk tulang rusuk, itulah salah satu alasan gue pikir 2x untuk menuju puncak Sikunir di Dieng, pikir pikir, gue udah nyiapin materi untuk blog dan kalian para pembaca, jadi gue berangkat! Saat itu pukul 03.00 dini hari, dan gue hanya tidur 3 jam, boom.
Berangkat dari homestay hingga ke Puncak Sikunir dengan mobil bak terbuka, perjalanan sekitar 30 menit dari homestay hingga kaki bukit Sikunir. Sesampai di kaki bukit sikunir, kayak PASAR parah, itu isinya manusia semua, kita dan rombongan agak terhambat untuk sampai di atas, karna mengantri naik, perjalanan dari kaki bukit Sikunir hingga puncak sekitar 45 menit, kejadian ini mengingatkan saat nanjak ke Cikuray, yang belom baca disini yaa. Dapet view enak sangat sulit, karna diatas isinya manusia semua haha. Dan akhirnya sampaai diatas dan dapet view motret yang oke, foto ada di bawah ya, view kita langsung mengarah ke gunung Sindoro, OMG Sunrisenya, indah banget parah, kita juga ngerasain kena kabut / awan di atas sana haha, pokoknya kalo ke Dieng, lau harus kesini, ga kesini ga Dieng artinya.
Kembali kebawah menahan rasa lapar dan haus akan kehangatan bikin gue pengen cepet - cepet ke homestay, kata supir mobil bak nya, dia jual tempe mendoan, BEEHH, gimana ga beringas gue. Jam 07.00 udah di di depan Homestay menikmati hangatnya kopi dan tempe hangat, plus boker. serius, pantat gue beku kena air jam 7 pagi, mau gamau juga wkakwakkwa. Karna tidur hanya 3 Jam mata sangat ingin cepat berpejam, habis makan, langsung tepar sampe jam 12 siang, dan di Jam ini gue baru BERANI buat mandi. bhakaka
Sehabis mandi dan tidur yang cukup, gue dan rombongan mengikuti rundown perjalanan kita, kita pergi ke Telaga warna, airnya warnya nya hijau, tapi bukan ijo empang ye, ijo belerang, keren pokoknya, masih alamis banget, di kelilingin oleh hutan, itu foto diatas yang gue ambil dari salah satu sisi di telaga, foto foto disini juga oke, apalagi foto prawedd, gue rasa gabakal ngecewain.
Bersiap untuk Jazz Atas Awan hari kedua gue sangat antusias, karna apa? Malam ini pelepasan Lampion, bisa bayangin kan keren nan romantisnya nya kaya apa? haha, di hari kedua band band yang tampil makin enak enak, saat itu favourite gue Absurnation, sangat syahdu...telinga dan mata ini tak bisa bohong untuk menyatakan rasa bahagia, apalagi di ujung acara, secara tiba-tiba DCF manggil bintang tamu yang dirarahasiakan oleh panita, yak. Anji Drive dengan kawan akustiknya, dia penyanyi genre pop yang bikin baper dengan lagu lagu lama andalan nya bersama Drive, ini membuat semua penonton terpukau dengan lagu yang ia bawakan seperti Melepasmu, dan Bersama Bintang di selingi bersama kata kata indah darinya tentang Mantan, membuat hati ini seperti dibuat bisu akan penampilan yang ia bawakan, hebat!
Sehabis penampilan Anji Drive, Rambu rambu untuk menerbangkan Lampion telah dimulai, semua orang di Lapangan berdiri dan menyalakan lampion berisi pengharapan pengharapan untuk diterbangkan di Langit, berharap Tuhan mendengarkan apa yang kita butuhkan, sebelum di terbangkan kita semua berdoa dan memohon pengharapan, ini momen momen gabakalan bikin lupa seumur hidup, Ratusan sampai Ribuan Lampion menghiasi langit Dieng, Lampion bersama Api Pengharapan, membuat gue sadar, Budaya & Alam Indonesia itu ga main main, salah satu doa gue, gue berdoa untuk temen temen yang gue kenal yang masih kebawa arus Global total, supaya dibuka kan matanya untuk keluar zona aman dengan tetap Peduli dengan Indonesia apapun kondisinya.
Hal unik di hari kedua di DCF 2016, MC asal Banjarnegara yang aslinya seorang Standup Comedy an dipercaya untuk membawakan acara di Jazz Atas Awan hari kedua ini, ia Wira Nagara, doi sangat lihai merangkai kata kata yang membuat penonton tetap dalam posisi aman dari kata bosan dengan quote quote emas nya.
Gue dan rombongan ke Toilet dulu, dan mau tau apa sejarah yang tercatat? Air Kencing gue keluar asep! boom, baru pertama kali kaya gitu, awalnya heran gue, ini asep darimana, prasaan gue lagi ga ngluarin nafas dari mulut, tapi kok ada asep ya, eh gataunya asalnya dari burung bahakakak, yaemang wajar, kondisi saat itu 4 derajat celcius broh, gamain main, tubuh bener bener berusaha ngangetin sendiri, huuuhh KEREEEN.
Waktu sudah menunjukan tengah malam, cuaca makin ekstrem, kita mutusin untuk makan mencari kehangatan di salah satu warung, kondisi jalan waktu itu sangat parah, macet total secara tiba-tiba, karna membludaknya orang yang keluar dan ingin berwisata di Dieng, kami pun pulang Jalan Kaki sampai ke Telaga Warna.
Di hari terakhir, gue packing untuk kembali ke kota tercinta, bekasi. Sebelum pulang, gue ke Candi Arjuna dulu untuk ikut acara puncak DCF yaitu pemotongan rambut Gimbal (Gembel). Jadi di Dieng ini ada beberapa orang yang rambutnya gimbal dari lahir, berambut gimbal berarti ia adalah salah satu keturunan nenek moyang disana, dan pemotongan rambut ini sangat sakral, Syarat bila ingin rambutnya seperti biasa, Orang Tua dari anak yang berambut gimbal ini harus menuruti apa yang anak itu mau, contoh ia ingin Kambing, nah Orang Tua anak tersebut harus menyediakan kambing saat ritual pemotongan rambut anak itu, setelah rambut dipotong dan keinginan anak rambut gimbal tersebut dituruti, niscaya rambut anak itu tidak akan gimbal lagi, itu dia sejarah rambut gimbal anak anak Dieng.
Jam 11 siang, kami makan siang di warung sekitar candi Arjuna, pulang dari Dieng, kalian jangan lupa untuk nyoba Mie Ongklok! itu enak abis, selain bawa oleh oleh dari sana, beli Carica, carica ini kaya semacam buah pepaya gitu, tapi lebih enak, entahlah gue suka.
Setelah berkuliner, kami pulang, Rute kami Dieng - Terminal Banjarnegara - Terminal Purwokerto - Stasiun Purwokerto - Stasiun Bekasi dari Dieng sampai Terminal Banjar Negara makan waktu 2-3 jam, dari Terminal Banjar Negara sampe Terminal Purwokerto memakan waktu 1,5 jam an, dan dilanjut ke Stasiun Purwokerto dengan durasi 10 menit aja, perjalanan Purwokerto Bekasi hanya 6-7 jam an, pada akhirnya, menginjakan kembali di kota patriot dengan rasa bangga bercampur bahagia.
Hitung menghitung untuk kantong traveller, ke Dieng untuk 3 hari 2 Malam include semua sudah termasuk Murah, ni ya gue kalkulasi :
Tiket DCF Rp. 250.000,-
Transport Bekasi - Wonosobo Rp. 130.000,- (Bus)
Transport Wonosobo - Dieng Rp. 30.000,- (karna ada event, biasa Rp. 15.000,-) (Mini Bus)
Transportasi untuk antar jemput mobil bak di Dieng selama 3 hari Rp. 1.000.000,- di bagi 12 orang, jadi kalo kesana lebih baiknya rame rame, biar efisien dan murah.
Homestay Rp. 165.000,- /hari (bisa di isi sampai 12 orang atau mungkin lebih)
Makan makanan disana sekitar Rp. 10.000,- sampe Rp. 25.000,- cukup murah guys! enak semua.
Transport Terminal Banjarnegara - Terminal Purwokerto Rp. 20.000,-/orang (via BUS)
Transport Terminal Purwokerto - Stasiun Purwokerto Rp. 30.000,-/3 orang (Taksi)
Tiket Kereta Purwokerto - Bekasi Rp. 220.000,- / orang
Total semua sekitar Rp 800.000,- sampai Rp. 900.000,- sudah bersih semua, kecuali kalo kamu mau belanja oleh-oleh dan merch Dieng.
Hari demi hari telah di lewati, waktu demi waktu gue habiskan untuk bangsa ku Indonesia, Tanpa terasa senin sudah menunggu di bekasi bahakaka, ayo kita jelajah tanah air kita, kita ini orang lokal, malu oi ama bule yang doyan jelajah di Indonesia. Karna cuman kita sisa sisa generasi muda penerus budaya, Masih banyak tempat yang ingin gue tuju, dan gue tulis di sini, karna bila di dalam hati mu ada niat, kamu akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa pada waktu nya. Sekian dan Terima Kasih udah baca sampai saat ini, mohon maaf ada kesalahan dalam kata kata atau informasi, karena ini semua sumbernya dari apa yang gue rasain, sekali lagi Terima Kasih!! Cheers!